Di usia 68 tahun, Muammar Khadafi tetap tampil penuh semangat kendati wajahnya terlihat sangat lelah. Pemimpin Libya itu bisa jadi stress berat lantaran kekuasaannya tengah digoyang oleh pemberontak dan pasukan Koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS).
Namun, menurut seorang ahli bedah plastik kondang asal Brazil, Liacyr Ribeiro, banyaknya gumpalan dan kerutan pada wajah Khadafi itu bisa jadi akibat efek operasi permak muka secara instan. Ribeiro sendiri yang pernah mengiris-iris wajah Khadafi dengan pisau bedah.
Ribeiro secara implisit menilai bahwa penampilan kusut Khadafi saat ini bukanlah salah dia, melainkan salah si pasien, yang dulu menginginkan operasi secara instan.
Kepada kantor berita Associated Press (AP), Ribeiro terkenang saat dia pernah merawat seorang pasien spesial, yaitu Khadafi, di awal dekade 1990-an. Pada 1995, Ribeiro pernah diantar ke dalam suatu bunker di ibukota Libya, Tripoli. Padahal, saat itu sudah tengah malam.
Tugasnya, mempermak wajah Khadafi agar terlihat lebih muda dari usianya. Padahal, pada pertemuan sebelumnya pada Mei 1994, Ribeiro mengaku kepada Khadafi spesialisasi dia bukanlah permak wajah, melainkan ahli bedah plastik khusus perbesar payudara.
Namun, Khadafi hanya tahu bahwa Ribeiro adalah dokter bedah plastik yang sudah terkenal bagus, dan dia ingin operasi berjalan cepat.
Kepada Ribeiro, Khadafi punya alasan mengapa dia harus tampak selalu segar. "Dia bilang, dia telah memimpin selama 25 tahun saat itu dan dia tidak ingin orang-orang muda di negerinya melihat dia seperti orang tua," kenang Ribeiro kepada AP. "Saya pernah menyarankan dia lakukan metode penggantian kulit wajah [facelift], namun dia menolak," lanjut Ribeiro.
Mengapa Khadafi menolak facelift? Menurut Ribeiro, Khadafi merasa metode itu sangat mencolok dan bisa segera diketahui umum. Maka, dia memilih prosedur yang tidak begitu radikal. Maka, disepakati bahwa Ribeiro akan melakukan operasi pada Januari 1995.
Ribeiro memiliki teknik khusus untuk memenuhi tuntutan pasiennya. Dia mengiris tumpukan lemak dari perut pasiennya. Lemak itu tidak dia buang, melainkan dipakai untuk melapisi wajah Khadafi, yang saat itu sudah mulai berkeriput.
Wajah Khadafi pun jadi kencang lagi. Namun, dia ingin lebih dari itu. Ribeiro juga harus menumbuhkan kembali rambut-rambut di kepala pemimpin Libya, yang mulai jarang.
Bedah khusus itu hanya memakan waktu selama empat jam. Untuk pertimbangan keamanan, ujar Ribeiro, Khadafi hanya mau dibius oleh ahli anestesi lokal.
Operasi permak wajah itu dipotong masa jeda. Selama masa istirahat itu, kenang Ribeiro, Khadafi menyempatkan diri makan hamburger. Padahal itu hidangan populer di Amerika Serikat, negara yang sempat dia musuhi, dan kini kembali bermusuhan setelah sempat rujuk di awal dekade 2000-an.
Namun, Ribeiro mewanti-wanti apakah operasi instan itu tidak bisa menghasilkan efek permanen. "Saya sudah peringatkan dia, bahwa efek dari operasi yang saya lakukan hanya akan bertahan selama lima tahun. Metode yang biasa itu punya masa kadaluarsa, dimana kulit akan longgar dan kerutan kembali tampak," kata Ribeiro.
Saat itu, Khadafi berencana akan memanggil dia lagi. Itu dilakukan Khadafi pada sekitar lima tahun lalu. Namun, Ribeiro mengaku saat itu ada urusan keluarga, sehingga tidak bisa memenuhi permintaan Khadafi. "Mereka sejak saat itu tidak pernah menghubungi saya lagi," kata Ribeiro.
Muammar Khadafi pada 2011
Saat menjalani bedah dengan Ribeiro, Khadafi berusia 53 tahun. Namun, menurut dokter asal Brazil itu, Khadafi sudah terlihat sepuluh tahun lebih tua. Dia pun memperlihatkan fotonya bersama Khadafi di Tripoli, setahun sebelum menjalani operasi. Setelah menjalani operasi, "dia terlihat seperti pria berusia 45 tahun," kata Ribeiro.
Mengenai penampilan mantan pasiennya sekarang ini, Ribeiro hanya bisa prihatin. "Khadafi belakangan ini tampil tidak baik," ujar dia. Melihat siaran pidato beberapa kali di televisi, Ribeiro melihat wajah pemimpin Libya lebih tembam. Kulitnya sudah bengkak, peyot, dan kusut.
Entah serius atau berkelakar, Khadafi menurut Ribeiro bukanlah contoh yang bagus. "Membiarkan calon-calon pasien mengetahui saya pernah merawat Khadafi malah bisa jadi kontraproduktif," kata dia.
Ternyata, bukan cuma Khadafi yang menjadi pasien spesial bagi Ribeiro. Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi, pernah merasakan keahlian dokter spesialis itu, saat menjalani bedah plastik serta cangkok rambut. Kabar itu dibantah oleh Ribeiro, namun sudah terlanjur tersebar di kalangan media massa.
Kini berusia 70 tahun dan memiliki reputasi internasional, Ribeiro telah menulis dua buku mengenai bedah plastik dan berkelana di mancanegara untuk memberi pelatihan dan ceramah.