Suku Dani yang mendiami wilayah Wamena di Papua terkenal dengan banyak keunikan. Dari pakaian yang berupa koteka sampai tradisi potong jari. Ada banyak suku yang ada di Papua, seperti Suku Korowai, Asmat, Kamaro hingga Dani. Salah satu yang menarik dan punya ciri khas adalah Suku Dani. Asyiknya, wisatawan bisa bertemu langsung dan tinggal untuk beberapa hari bersama mereka.
Dan berikut adalah 5 Hal Paling Unik Dari Suku Dani Di Papua :
1. Koteka
Mendengar nama Papua, salah satu yang sering terlintas di benak Anda pasti adalah koteka. Walau suvenir koteka dijual dimana-mana di Papua, tahukah Anda koteka merupakan pakaian adat yang banyak dikenakan pria Suku Dani di Wamena. Koteka terbuat dari buah labu yang bentuknya lonjong. Isinya dibuang dan lalu dipanaskan di atas api. Setelah mengeras, buah labu tersebut diikat dengan tali kecil yang dikaitkan ke bagian punggung pria. Koteka hanya menutupi alat kelamin pria saja.
Mengapa para pria Suku Dani menggenakan koteka? Hal itu tak lepas dari wilayah yang mereka tempati. Wamena adalah wilayah perbukitan yang sebagian besar masih tertutup hutan rimba. Dengan menggenakan koteka, para pria Suku Dani leluasa bergerak di dalam hutan untuk berburu atau memetik tumbuhan. Para pria yang memakai koteka di Suku Dani hanya tinggal orang-orang tua saja. Anak-anak muda di sana sudah menggenakan baju, meski masih memakai koteka untuk festival atau acara-acara adat.
2. Tari perang
Ada tiga hal yang menyebabkan Suku Dani berperang, yakni ladang, babi dan wanita. Senjatanya beragam, mulai dari tombak, panah hingga kampak. Jangan heran, tiap suku di dunia memang sering berperang. Meski begitu tenang saja, simulasi peperangan ala Suku Dani dikemas menjadi suatu tarian adat bernama tari perang. Pengunjung yang menonton tari perang Suku Dani pasti jadi pengalaman tiada dua. Kapan lagi melihat mereka menentang senjata dan berlarian layaknya seperti perang sungguhan. Suasananya menengangkan!
3. Honai
Selain pakaian adat, rumah adat Suku Dani juga menarik untuk didatangi. Rumah adatnya bernama honai yang terbuat dari bambu dan jerami yang bentuknya seperti jamur. Rumah honai terdiri dari dua lantai, lantai bawah sebagai kandang babi dan atasnya untuk tempat tidur. Satu rumah honai bisa ditempati hingga 5 orang atau lebih. Rumahnya yang sungguh unik jadi ciri khas dari Suku Dani.
4. Bakar batu
Bakar batu adalah suatu perayaan atau pesta yang biasa dilakukan Suku Dani saat menyambut kelahiran, pernikahan, tanda bersyukur, upacara kematian, hingga pesta setelah perang usai. Pertama, para Mama (sebutan bagi wanita tua di papua) menyiapkan ubi-ubi, jerami dan daun-daun, serta kayu dan batu.Lalu, seorang pria Suku Dani membuat api dengan menggesekan kedua kayu hingga memunculkan api dan lalu digunakan untuk membakar batu.
Ketika batu sudah dirasa panas, kemudian dimasukanlah ubi-ubi ke dalam lubang yang sudah diisi rumput dan disusun memenuhi lubang. Lalu, ubi dimasukkan dan disusun agar bisa matang dengan merata dengan bagian atas ubi ditutup kembali menggunakan rumput dan batu-batu panas. Rasa ubi yang dibakar sangatlah enak. Apalagi makannya selagi panas, asapnya yang mengepul bakal tercium aroma yang wangi. Kesehatannya pun dijamin karena tidak ada pengawet sama sekali. Pesta adat yang sehat!
5. Potong jari
Jangan berpikir negatif dulu tentang tradisi potong jari Suku Dani. Tradisi ini merupakan bentuk bela sungkawa dari anggota keluarga yang meninggal. Tradisi potong jari hanya dilakukan para wanita Suku Dani yang sudah beristri. Ketika ada anggota keluarganya yang meninggal, maka jari mereka akan dipotong dengan kampak batu.
Ketika sudah tidak memungkinkan lagi untuk dipotong jarinya, maka yang dipotong adalah daun telinga atau disebut Ikipalek. Meski begitu, para wanita yang jarinya sudah terpotong tetap hidup seperti biasa. Mereka mengurus anak, ladang dan memasak. Ini adalah bentuk bela sungkawa yang paling dalam. Bagi mereka, rasa sakit dari jari yang dipotong tak seberapa dengan rasa sakit yang ditinggalkan keluarga tercinta.