Berlindung lewat asas profesionalitas, sebagian guru di negara-negara Barat sanggup nyambi pekerjaannya mengajar dengan kegiatan lain yang tidak patut. Contohnya jadi bintang film dewasa. Bagaimana bisa? Ya bisa saja. Nyatanya kejadian betulan. Ceritanya sudah dikumpulkan oleh Daily Mail, Mirror, atau LA Weekly. Para guru ini pun bukannya kepepet kebutuhan ekonomi sampai punya pengalaman ikut industri esek-esek, tapi lebih karena motif personal. Ada juga yang agak beda, lama berkecimpung di bisnis film biru, tapi ingin mengabdikan diri sebagai pengajar kemudian.
Berikut adalah 4 Kisah Guru Yang Juga Jadi Bintang Film Dewasa :
1. Stacie Halas

Dewan Sekolah akhirnya membebastugaskan Halas. Salah satu panel dewan pengawas menilai Halas mungkin punya niat mulia mendidik. Tapi masa lalu itu akan selalu mempengaruhi penilaian peserta didik. Kuasa hukum Halas sempat menggugat, namun kasus ini akhirnya berhenti begitu saja.
2. Benedict Garrett

Beruntung dia tidak dipecat. Dewan Etik Sekolah memutuskan dia masih diizinkan mengajar walau melanggar peraturan soal tindak-tanduk pengajar di luar sekolah. Namun, gara-gara kasus ini mencuat ke media massa, Garett merasa nama baiknya dicemarkan. Apalagi dia menilai peserta didik tak pernah komplain pada materi ajarnya. Berhenti sebagai guru, Garett belakangan menceburkan diri ke industri televisi Inggris.
3. Shasha Grey

Orang tua murid gelisah, mengapa aktris film panas menjadi pengajar di sekolah tersebut. Belakangan, Grey menjelaskan bahwa dia kebagian tugas membacakan cerita pada anak-anak kelas 1 dan 2, sama seperti wali murid lainnya. Putri tunggalnya ternyata sekolah di Emerson. Tapi lepas dari itu, Grey sangat mendukung program "Read Across America" yang mengundang siapapun jadi pengajar tamu.
4. Julia Pink

Uniknya, aktivitas sambilan Pink terbongkar gara gara dia menang penghargaan aktris terbaik untuk kategori hardcore, dalam gelaran Venus Award. Sekadar informasi, Anugerah Venus setara gengsinya dengan Penghargaan Oscar untuk film-film Hollywood. Mantan guru ini belakangan menggugat keputusan Yayasan. Tapi Pengadilan Tata Usaha Jerman menolak permohonan Pink.