SPBU Quilted, New York

Semua kain perca kemudian dijahit bersama-sama dan akhirnya pom bensin yang berada di pusat Kota New York tersebut ditutup setelah ditinggalkan dan diubah menjadi bangunan seni kain perca. Hingga kini, pom bensin itu masih terletak di pusat Kota New York dan selalu dijadikan objek fotografi oleh penduduk setempat bahkan wisatawan asing yang secara kebetulan melintas di jalan tersebut.
Tombstone House, Virginia

Awal cerita bermula ketika pada 1934, upaya pemotongan biaya memaksa para pekerja pemakaman mencabut batu nisan dan makam-makam tersebut diratakan dengan tanah. Entah apa alasan yang lebih kuat, namun kuburan tersebut memang sengaja dihilangkan guna menghapus jejak para prajurit yang tewas.
Batu-batu nisan yang tak terpakai tersebut kemudian dibeli oleh Oswald Young untuk digunakan. Akhirnya, ia menjadikan batu nisan tersebut sebagai lapisan dinding rumahnya. Meski menarik untuk dikunjungi wisatawan setiap tahunnya, rumah tersebut tetap menimbulkan kesan menyeramkan dan berhantu karena dilapisi oleh batu nisan prajurit yang tewas di medan perang
Bottle Village, California

Awalnya, ia hanya membutuhkan ruangan atau dinding untuk mengusir bau dan debu dari peternakan kalkun yang berdekatan dengan rumahnya. Banyak uang telah ia keluarkan untuk membangun rumah botol, dan akhirnya ia menemukan suatu lokasi dimana terdapat ribuan botol berwarna yang tak terpakai lagi.
Tressa Prisbey pun mulai membangun bangunan dari dinding hingga menghasilkan 16 bangunan dengan struktur yang secara keseluruhan terbuat dari botol tersebut. Banyak pihak mengatakan desa botol ini merupakan seni yang luar biasa unik.
Selama 25 tahun, ia membangun desa tersebut dan kini menjadi landmark bersejarah yang dipelihara oleh Kota California. Desa ini tercantum dalam daftar nasional tempat bersejarah pada tahun 1996. Akan tetapi, pada 1984, desa ini mengalami kerusakan cukup parah akibat gempa bumi.
Dua tahun setelah gempa, bangunan yang sudah hancur lebur tersebut membutuhkan biaya sangat besar untuk memperbaikinya. Dengan dibantu pihak swasta, desa ini kembali dipulihkan dan untuk sementara waktu ditutup oleh umum selama masa perbaikan.
Paper House, Massachusetts

Rumah yang secara keseluruhan dilapisi kertas koran ini dibuat oleh seorang insinyur mekanik, Elias F Stenman, pada tahun 1922. Awalnya, ia hanya berniat membalut dua kamar di rumahnya dengan koran, namun lama kelamaan ia justru melapisi seluruh rumah dengan koran bekas. Bahkan, semua benda di dalamnya, seperti kursi, piano, dan lainnya dibalut kertas.
Akibatnya, banyak wisatawan lokal maupun asing yang merasa penasaran dengan bangunan ini dan selalu ingin ke dalamnya. Tak perlu takut masuk karena bangunan rumah tetap dibangun oleh material kuat, seperti beton, hanya saja dilapisi dengan koran.
Beer Can House, Texas

Proyek ini dimulai pada 1968, ketika Milkovisch yang merupakan pensiunan pelapis perabot rumah tangga, bosan meratapi kehidupannya yang tanpa aktivitas. Awalnya, ia membuat rumput yang ada di sekitaran rumahnya dari bahan daur ulang yang unik sehingga nampak berkilauan. Setelah selesai, ia pun melakukan hal yang sama pada rumahnya.
Dekorasi baru dilakukan dengan menutupi seluruh dinding dan atap, bahkan menciptakan lonceng, dari kaleng bir. Menurutnya, menghiasi rumah dengan botol kaleng jauh lebih mudah dibandingkan dengan melukis. Dan, unsur seni tetap terasa begitu mendekati bangunan ini.
Saat ini, rumah bir dioperasikan oleh The Orange, salah satu lembaga seni di Amerika Serikat yang melindungi bangunan seni maupun kerajinan khas Amerika. Saking menariknya, bangunan ini juga telah menarik pengunjung dari seluruh Texas dan menjadikan rumah ini sebuah museum yang dilindungi.